Yakin Penuh Saat Berdoa

“Dan Tuhan kalian berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan doa kalian’.” (Ghafir: 60).

Yahya bin Muadz Rahimahullah
berkata, “Siapa hatinya dibuat Allah konsentrasi saat berdoa, maka Dia tidak menolaknya.”

Ibnu Al-Qayyim Rahimahullah berkata, “Jika hati seseorang konsentrasi saat berdoa, betul-betul merasa butuh, dan harapannya kuat, maka doanya dikabulkan.”

Jadi, doa itu penyebab datangnya kebaikan, kemenangan dan berbagai solusi. maka yakinlah sepenuhnya terhadap yang kau mintai.

“Rumitnya cinta”

Betapa sulitnya untuk mendefenisikan cinta…

Cinta bukanlah ungkapan “aku mencintaimu”
sebagaimana ungkapan lelaki “hidung belang”dan
“wanita jalang” kepada pasangannya.

Jika sekedar ucapan…seolah mereka juga punya
cinta….

Cinta tidak harus tersalurkan lewat ungkapan para
ahlu bid’ah yang mewiridkan puji-pujian kepada
Nabi lewat album mereka”cinta Rasul-cinta
Nabi”….dst, yang hakikatnya hanyalah sekedar cari
laba dan keuntungan.

Cinta bukanlah apa yang terlahir dari lisan para
penyair maupun pujangga,tidak pula berupa
tembang yang disuarakan para biduan dan
biduanita…..sebab dalam alam nyata…terkadang
ucapan mereka bertolak belakang dengan realita.

Cinta terkadang…tidak bersuara dan tidak
bersambut…
sebagaimana cintanya Mughits
kepada Barirah.

Cinta terkadang tidak terwujud dalam mutiara
kata,sebab tidak setiap orang yang jatuh cinta
adalah pujangga.

Betapa kuatnya cinta Bilal kepada kekasihnya
bahkan tidak sanggup lagi untuk menyuarakan
cintanya dalam lantunan azan”asyhadu anna
Muhammadan Rasulullah..setelah wafatnya
kekasih…bahkan lebih ringan baginya kematian
daripada melafazkan hal itu.

Cinta tidak selalu harus bersama dan
seirama,sebagaimana cintanya Ibrahim kepada
Hajar dan putranya Ismail yang berjauhan antara
masjidil Haram dan Masjidil Aqsa…

Cinta itu bahkan selalu hadir dalam diam, terwujud
dalam ungkapan, terpatri di dalam hati,walau tak
terucap.

Cinta hakiki itu,akan melahirkan pengorbanan,pen
gabdian,keinginan untuk terus memberi yang
terbaik dari apa yang dimiliki.

Cinta yang selalu menuntut dari kekasih,terkadang
cinta yang bercampur dengan nafsu dan
kepentingan….ketika hal itu tiada,cinta itu akan
beralih biduk….

Allahul musta’an A’la ma tashifun.

Mekah, 29 Rabiul Awwal 1436 h/20 Jan 2015

Ustadz Abu Fairuz

LIMA MENIT Yang Sangat Bermanfaat

Ustadz Musyaffa Ad Dariny, MA, حفظه الله تعالى

Seringkali datang rasa malas dalam benak kita untuk melakukan amal ketaatan yang sebenarnya ringan, itulah lihainya setan dalam menggoda manusia.

Diantara tips untuk melawan kemalasan ini adalah dengan MENYEDERHANAKAN sebuah amalan, yakni menyadarkan diri bahwa amalan itu sangat ringan dan sederhana, hanya butuh LIMA MENIT saja.

Ketika Anda malas sholat sunnah 2 rekaat sebelum atau sesudah sholat wajib, maka katakan pada diri Anda dan lihatlah jam:

“Hanya butuh kurang dari lima menit, masa PELIT beramal untuk diri sendiri?!”.

Ketika Anda malas membaca Qur’an, maka katakan pada diri Anda:

“Cobalah membaca Qur’an, lima meniiit saja, pahala untuk selamanya lo…”

Ketika Anda malas untuk membaca dzikir-dzikir setelah sholat fardhu, katakan pada diri Anda:

“Tidak maukah berdzikir meski hanya lima menit?!

bukankah telah banyak waktu yang terbuang tanpa pahala?!”

Selamat mencoba tips ini, dan ikutilah gerakan jam untuk membuktikannya bila diinginkan dan dimungkinkan,

insyaAllah akan banyak amal ibadah yang bisa Anda lakukan…

————

Bilangan “5 menit” di sini hanyalah sebagai perwakilan untuk bagian kecil dari waktu Anda, sehingga bila masih terlihat banyak,
maka bisa diganti dengan 4, 3, 2, 1 menit…
dan bila terlihat terlalu sedikit, bisa diganti dengan 6,7,8, dst…

Metode seperti ini juga tersirat dalam beberapa hadits,
diantaranya sabda Nabi -shallallahu alaihi wasallam-

“Ada DUA kalimat yang RINGAN di lisan,
dicintai oleh Arrohman, dan berat dalam timbangan;

subhanallahu wabihamdihi, subhanallahil azhim”

Kisah Cinta Dan Pernikahan Yang Mengharukan

Abdullah bin Umar mengisahkan: Tatkala Hafshah ditinggal wafat oleh suaminya Ibnu Huzafah, dan masa iddahnya telah berlalu, maka ayahnya yaitu Umar bin Al Khatthab mulai berusaha mencarikan jodoh untuknya. Tatkala beliau berjumpa dengan sahabat Utsman, beliau segera menawarkan putrinya kepada sahabat Utsman.

Mendapat tawaran ini, sahabat Utsman berkata: aku akan berpikir dulu. Setelah berlalu beberapa hari, sahabat Utsman menjumpai sahabat Umar, lalu berkata: Saat ini aku memutuskan untuk tidak menikah lagi.

Selanjutnya sahabat Umar menjumpai sahabat Abi Bakar, untuk menawarkan putrinya. Sahabat Umar berkata kepadanya: Sudikah engkau aku nikahkan engkau dengan putriku Hafshah? Namun ternyata sahabat Abu Bakar diam dan tidak menanggapi tawaran sahabat Umar. Akibatnya, sahabat Umar sangat kecewa dengan sikap sahabat Abu Bakar yang tidak memberikan jawaban atas tawarannya ini.

Selang beberapa hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melamar Hafshah, maka segera sahabat Umar menikahkan putrinya Hafshah dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Setelah Hafshah dinikahi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, segera sahabat Abu Bakar menjumpai sahabat Umar dan berkata kepadanya: Barang kali engkau merasa kecewa ketika engkau menawarkan putrimu Hafshah kepadaku?

Sahabat Umar menjawab: Benar.

Sahabat Abu Bakar berkata: Tiada alasan apapun yang menghalangiku untuk memberikan jawaban atas tawaranmu itu kecuali karena aku telah mengetahui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut-nyebut putrimu Hafshah. Sedangkan aku tidak ingin membocorkan rahasia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam . Andai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengurungkan niatnya, niscaya aku menikahi putrimu.

Selanjutnya Sahabat Umar menceritakan bahwa dirinya telah mengadukan sikap sahabat Utsman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan ternyata beliau menjawab pengaduanku denganbersabda:
تزوج حفصة خير من عثمان ويزوج عثمان خيرا من حفصة فزوجه النبي صلى الله عليه و سلم ابنته
Hafshah akan dinikahi oleh lelaki yang lebih mulia dibanding Utsman, sedangkan Utsman akan menikahi wanita yang lebih mulia dibanding Hafshah, dan ternyata beliau menikahkan sahabat Utsman dengan putri beliau (Ummu Kultsum). (Riwayat Abu Ya’la Al Mushily dan lainnya)

Semoga Allah Ta’ala menyatukan kita semua dengan para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam surga-Nya.

Al Qur’an vs Sosmed

Tanyalah diri Anda, mengapa dia lebih rajin membaca status di FB, WA, BB, dst…

tapi dia malas membaca Qur’an?!

Saya bantu jawab ya,

“karena dia lebih SENANG kepadanya, sehingga dia lebih rajin membacanya”.

Tanya juga dia,

mengapa dia malas membaca Qur’an, sedang orang lain rajin membacanya?!

Dan jawablah sendiri,

“alasan paling mungkin adalah karena orang itu lebih mencintai Alqur’an daripada Anda”.

By ust. Ad Dariny MA hafizhahullah